Alergi bisa mengenai siapa saja termasuk anak-anak dari tingkat bayi hingga remaja. Dalam penanganannya dibutuhkan konsultasi dengan dokter anak untuk mencegah alergi lebih parah dan mempercepat penyembuhan.
Selain itu penanganan pertama juga menentukan masa kesembuhannya. Alergi makanan kerap dialami anak-anak khususnya yang masih bayi. Penyebab dan cirinya sebenarnya bisa dikenali dengan tanda-tanda yang ada di bawah ini!
Penyebab Alergi
Sistem imunitas setiap anak memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap makanan. Dengan mengetahui makanan penyebab alergi akan memudahkan anak untuk menghindari alergi. Makanan yang sering mengakibatkan alergi ini umumnya yang memiliki kandungan protein.
Jenis protein yang menyebabkan alergi ini antara lain kasein dan whey. Anak-anak bisa mengalami alergi terhadap salah satu dari kedua protein tersebut atau keduanya.
Alergi makanan muncul saat tubuh bereaksi dengan protein yang berbahaya bagi tubuh. Beberapa makanan yang mengandung protein tinggi dan sering mengakibatkan alergi antara lain adalah telur, gandum, susu sapi, makanan laut seperti cumi, lobster, udang hingga aneka ikan yakni tuna, salmon dan lainnya.
Menurut laporan alergi dari Anaphylaxis Campaign, mendeteksi bahwa buah masam seperti kiwi juga menjadi salah satu penyebabnya. Pada 1990an alergi buah kiwi pada anak-anak bisa mengakibatkan iritasi ringan hingga berat.
Selain itu penyebab alergi lainnya yang bersumber dari makanan laut bahkan bisa sampai diderita hingga anak dewasa. Sementara alergi protein, sekitar 80-90% tidak akan muncul lagi saat anak sudah menginjak usia 5 tahun.
Dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak (DSA), Anda bisa mengetahui ciri-ciri dari alergi ini. Sedini mungkin mengenali tanda-tandanya akan mempermudah dan mempercepat penyembuhan reaksi alergi.
Gejala umum yang muncul pada anak saat mengalami alergi berdasarkan Healthy Children antara lain adalah:
- Kulit mulai muncul bintik-bintik merah atau ruam seperti gigitan nyamuk
- Anak mulai bersin dan bersuara mengi
- Terasa sakit pada tenggorokan
- Mual dan muntah bahkan anak mengalami kesulitan untuk bernapas
- Kulit dan mulut terasa gatal
- Denyut jantung cepat dan tekanan darah menjadi rendah
- Diare
- Syok anafilaktik
- Batuk
Pada anak yang mengalami alergi susu formula menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) akan memiliki gejala antara lain:
- Anemia defisiensi besi
- Anak mengalami pilek, kronik
- Asal lambung mulai naik bahkan hingga ke tenggorokan secara berulang
- Terjadi kolik persisten lebih dari 3 jam per hari per minggu hingga 3 minggu lamanya
- Anak mengalami gagal tumbuh akibat diare dan tidak berselera makan
- Anemia defisiensi besi yang diakibatkan oleh darah dalam feses
Pemeriksaan alergi bisa dengan menggunakan skin prick test, pemeriksaan darah, hingga tindakan medis lainnya yang dibutuhkan. Gejala alergi ini bisa langsung atau dibawah dua jam setelah konsumsi makanan alergen.
Pada gejala alergi makanan yang diperantarai antibodi IgE akan menimbulkan reaksi cepat sesaat setelah mengkonsumsi makanan. Sementara jika gejala alergi tidak diperantarai IgE maka reaksinya bisa timbul 2-3 hari setelahnya.